Langsung ke konten utama

Belum ada judul 1


"Ini gak benar...berita yang kudengar gak benar..."batinku berkata...

Tiba-tiba kurasakan langit seolah runtuh dan jarum jam seolah bergerak mundur tanpa bisa dihentikan...

"Tarik nafas, Jeng..istighfar..."..kata Dewi...

"Aku duduk dan terdiam untuk sesaat, begitu banyak pikiran yang saat ini berkecamuk didalam otakku..." Tiba-tiba aku merasakan ada yang mengalir perlahan keluar dari kedua kelopak mataku"...semakin deras dan tak bisa aku hentikan...akhirnya aku menangis juga...

"Ada apa sih, jeng? disuruh cerita malah nangis...piye iki?" Dewi menghampiri meja kerjaku dengan membawakan sekotak tissue...


"Ayolah berbagi denganku kalo memang sudah sangat menyesakkan didalam hatimu, insyaAllah aku siap menjadi pendengar yang baik pagi ini..."


Diantara tangisanku, aku berusaha untuk berbagi cerita sedikit kepada Dewi...Perlahan aku ceritakan beberapa bagian yang memang ingin aku bagi ke Dewi...kalau terlalu banyak yang aku bagi, kasihan Dewi nanti malah ikutan juga bersedih.

Suaraku masih terbata-bata dan lirih diantara isak tangisku yang sudah tak mampu untuk aku tahan lagi...


"Aku mengerti Kakakku memang sakit serius dan aku mengerti perjuangan Kakakku"..tiba-tiba tangisku kembali pecah dikantor yang masih sepi pagi itu...

"Pasti ada keajaiban untuk ini semua"..

"Aku percaya dan yakin akan hal ini..."

"Sudah lebih dari 10 tahun, Kakak hidup berdampingan dengan penyakitnya...lebih tepatnya 12 tahun dan aku tau sekali Kakak tidak pernah absen untuk memeriksakan kondisinya setiap bulan ke rumah sakit"....

"Bahkan Kakak sudah berpredikat "Survivor Cancer"...

"Rasanya aku tak kuasa untuk menyaksikan kembali Kakakku melalui fase pengobatan itu lagi" ceritaku dengan terbata-bata dan sesekali sesegukan dihadapan Dewi...



"Istighfar, jeng...bukankah kamu selama ini cukup tegar dan kuat...bahkan belum pernah aku melihatmu menangis dalam menemani Kakakmu...jangankan menangis, menceritakannya kepada orang lain saja tidak pernah "kata Dewi penuh semangat...


"Aku mau solat 2 rakaat dulu ya, Dew"...kataku sambil menghapus kelopak mataku yang basah dengan airmata...

"Itu lebih bagus, Jeng...semoga setelah solat kamu lebih tenang ya"..Dewi memberi semangat kepadaku

"Aamiin Ya Rabbal’alamin"...jawabku


Satu persatu karyawan kantor berdatangan dan kantor menjadi ramai...Office boy dikantor sudah mulai membagikan minuman ke meja-meja karyawan...seketika itupun obrolan kami berakhir yang ditutup dengan menunaikan solat 2 rakaat atas kemelut dihatiku...


Dari kejauhan aku sempat memperhatikan Dewi menatapku…sambil melemparkan senyumannya, aku mengangguk mengisyaratkan bahwa aku sudah baik-baik saja dan siap beraktifitas dalam kesibukan kantor hari ini...


Dewi membalas senyumku sambil mengangguk pula dan memberikan isyarat telapak tangannya menghapus kelopak matanya...


Rasanya lama sekali aku menjalani hariku, saat ini aku ingin sekali berada di rumah bersama Kakak...membuat Kakak bahagia dan bercerita tentang semua kenangan indah kita berdua, kesukaan kita ataupun berselancar melihat resep-resep masakan yang ingin kita coba praktekkan...Yah bercerita apa saja dengan Kakak itu yang aku inginkan saat ini..walaupun aku faham dan mengerti sekali Kakak adalah wanita yang kuat, jarang sekali Kakak meneteskan airmatanya dihadapan kami keluarga besar yang berkenaan dengan penyakitnya...Saat ini kondisikulah yang lebih memprihatinkan daripada Kakak...Aku yang sehat malah menangis mendengar kabar dari WA yang Kakak kirim pagi tadi...Astaghfirulllahal'adzim...maafkan aku Ya Rabb...


Cahaya lampu yang tidak terlalu terang dari ruang makan, aku nikmati sendirian saja sambil menghabiskan makan malamku…Menyalakan 4 lampu diruang makan terlalu boros untuk aku nikmati sendirian malam ini…Bukankah Pemerintah sedang menggiatkan gerakan hemat energy hemat biaya…Dinding tembok berwarna putih dengan pilar-pilar jati tinggi seperti ikut merasakan apa yang sedang berkecamuk didalam hatiku. Suasana diruang makan dan meja makan lebih tenang malam ini dengan cahaya remang-remang lampu dari tempat aku menghabiskan hidanganku...Terdengar langkah kaki mendekat ke arahku sambil menekan saklar lampu...

"Makan kok gelap-gelapan sih, Dik" ...

"Gak apa, Kak..ini tinggal makan aja kok bukan masak"..

Kakak menarik kursi dan duduk bersebrangan denganku serta memperhatikanku sambil tersenyum..

"Kamu masih diet, Dik?"...

"Gak, Kak...ini aku makan malam" jawabku sambil mengaduk salad sayuran dimangkokku...

"Kamu sudah kurus nanti Kakak telpon Mama ya kalau kamu masih gak mau makan"...candaan Kakak kepadaku..

Sambil tersenyum aku bilang "Laporin aja, yeee...hehehehe"

"Sudah baca chat Kakak di WA kan?"...

Aku mengangguk sambil terus mengunyah salad sayuranku...

"InsyaAllah, pengobatan kemoterapinya dilaksanakan minggu depan, Dik"..

"Tapi kemonya oral kok bukan diinfus seperti 12 tahun yang lalu"...

"Semoga pergerakan si kecil yang ada di leher Kakak bisa melambat dan gak aktif kembali alias tertidur” Cerita Kakak panjang lebar kepadaku...


"Kemo, Oral?" tanyaku ...


"Iya, Dik...pengobatan kemoterapi tetapi tidak diinfus seperti 12 tahun yang lalu...Ini kemoterapi melalui oral dengan meminum obat-obatan yang sudah diresepkan oleh Prof. Sufri dan team dokter"...Jawab kakak menjelaskan kepadaku...


"Sakit gak?" Mual gak?" Apakah ada efek yang sama dengan kemo yang dulu lagi, Kak??...



"InsyaAllah, gak Dik...kemajuan pengobatan kanker sudah lebih baik dibandingkan 12 tahun yang lalu"..penjelasan Kakak kepadaku lagi...


Tiba-tiba aku enggan untuk menyelesaikan makan malamku setelah mendengar lebih banyak penjelasan dari Kakak...Salad sayuran yang aku makan seperti tertahan dikerongkonganku ...Seketika itu juga aku rasakan kedua bola mataku perih dan pedas, padahal aku tidak sedang menumis cabai ataupun membuat sambel.


"Kita, Bismillahirahmanirrahim ya, Dik"…kata Kakak yang masih duduk bersebrangan denganku...

"Aku mengangguk sambil menundukkan kepalaku, yang sengaja tak kuangkat dihadapan Kakak…karena aku takut tangisanku kembali pecah kalau itu aku lakukan..

"Ya sudah...lajutkan makan malammu...Kakak mau istirahat dulu, capek seharian di rumah sakit" kata Kakak sambil bangun dari duduknya menuju kamar meninggalkan aku sendirian dimeja makan yang masih berusaha keras untuk menahan jatuhnya airmata ini...


Udara di kampus UI cukup sejuk pagi ini...semilir udara pagi masuk diantara sela-sela jari tanganku dan pipiku. Bahkan udara dingin masih bisa aku rasakan ditubuhku yang terbalut cardigan biru panjang…
Ba'da Subuh seperti biasanya aku sudah berada di stasiun Pondok Cina untuk berangkat menuju kantor...satu persatu para kaum urban berdatangan memadati stasiun Pondok Cina dengan berbagai warna dan ekspresi...Begitupula denganku, pagi ini pikiranku masih saja berkecamuk setelah chat Kakak kemarin dan obrolan dimeja makan semalam...Berita bahagia ataukah berita sedih yang akan aku dapat nanti siang..."Semoga kabar baik yang akan aku terima, Ya Rabb"...lirih doaku dalam hati pagi ini…


Hari ini pengobatan kemo oral Kakak sudah selesai dan akan mendapatkan hasil dari pengobatan tersebut..


Kemo oral memang tidak sedrama kemo 12 tahun yang lalu…Tidak ada perubahan yang drastis dari fisik Kakak...hanya saja Kakak lebih gampang terserang batuk-batuk, pilek dan gampang sekali terkena gatal-gatal...kena kotor sedikit, kulit Kakak langsung gatal, kena debu sedikit Kakak sudah terserang flu...Selama pengobatan kemoterapinya, Kakak dihimbau untuk tidak keluar rumah dahulu, ini untuk mencegah Kakak terkontaminasi virus ataupun bakteri.


"Ya Rabb, aku sangat berharap mendengar berita bahagia siang nanti...tetapi kalaulah berita sebaliknya yang akan aku dapatkan buatlah kami sabar untuk menjalaninya dengan ikhlas karena semuanya yang terjadi atas kehendakMU, Ya Rabb...kami hanya berusaha, hasilnya kami serahkan kepadaMU Ya Rabb"...doaku lirih ditelan bunyi mesin KRL...


Siang ini aku sengaja menghabiskan jam makan siangku diluar kantor, mencari tempat makan yang lebih tenang dan pribadi karena aku berencana menelpon Kakak yang saat ini sedang berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Klinik Kencana...


"Assalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bagaimana Kak?sudah ada kabarkah??apa hasil dari semua pengobatan kemo oralnya menurut diagnosa Prof. Sufri???"

"Sudah, Dik"...jawab Kakak kala itu

"Apa kesimpulannya, Kak?"...

"Masih aktif, Dik...malah semakin aktif"...jawab Kakak dengan lirih


Sesaat aku terdiam dan tak tahu harus berkata apa setelah mendengar jawaban dari Kakak...aku bersyukur tak bertatapan langsung dengan Kakak saat ini..sehingga Kakak tidak akan mengetahui kalau mataku sudah berkaca-kaca menahan buliran beningnya jatuh mengalir dikedua kelopak mataku...kuaduk aduk minuman yang ada di depanku, untuk mengalihkan kegundahan hatiku siang ini...
Satu set menu makan siang yang lezat sama sekali tidak menggugah selera makanku…sepanjang mengobrol dengan Kakak di telpon seluler, aku hanya mengaduk-aduk gelas minuman segar yang sudah diselimuti embun...

"Trus apa rencana Professor selanjutnya, Kak??" tanyaku kembali dengan tenang...

"Professor mau meresepkan kembali serangkaian treatment pengobatan untuk menaikkan daya tahan tubuh Kakak, namanya immunator, Dik"...jawab Kakak


"Ya Rabb, apa yang harus aku lakukan disaat seperti ini"...batinku saat itu


"Berapa banyak seri pengobatannya, Kak?"...


"Ada 4 rangkaian, Dik" jawab Kakak


Aku terdiam kembali untuk sesaat dan tiba" aku rasakan buliran bening yang sudah aku tahan dari tadi akhirnya mengalir juga…Semakin deras dikedua kelopak mataku...Secepat mungkin kuhapus agar tak semakin deras mengalir dikedua kelopak mataku dan akan memancing tatapan keingintahuan beberapa mata pengunjung restoran...


"InsyaAllah, ini baik Kak"...jawabku dengan tenang sambil menghapus airmataku..

"Kita sama" berdoa ya, Dik"…

"Pasti itu…sudah pasti Kak, doaku untuk kesehatan Kakak"…


Langit tampak cerah dan biru, cakrawala bersinar dengan terangnya, pagi akhir minggu yang cerah walaupun semalam Ibukota sempat diguyur oleh hujan deras...Pagi ini langit tak ingin menyembunyikan lama kecantikan pesona birunya yang beberapa hari ini tak ditampakkannya…Beberapa gumpalan kecil awan tidak merubah keindahan pagi ini…Dan aku masih seperti biasanya menemani Kakak diruangan rumah sakit...setelah berdoa pagi, aku duduk disamping Kakak yang sedang berbaring sambil terus beristighfar…


"Besok Mama sama Bapak datang kan, Dik?" tanya Kakak tiba-tiba

"Iya, Kak"...jawabku sambil menggerakkan dipan tempat Kakak berbaring agar lebih enak mengobrolnya denganku…

"Besok Mas Tito yang jemput beliau berdua kan, Dik?"…

"Iya, Kak...bukan aku yang menjemput Beliau berdua, aku diminta Mas Tito menemani Kakak di rumah sakit saja...Mas Tito dan Tole yang jemput Bapak sama Mama di Bandara."...

"Jangan lupa besok pagi ingatkan aku lagi loh, Dik" kata kakak lagi kepadaku

"Iya, kak..jangan khawatir ya, insyaAllah"...

"Kalau Bapak sama Mama ada...adik sama mas Tito bisa masuk kerja seperti biasanya"...gumam Kakak...

"Jadi adik sama Mas Tito gak gantian ambil cuti atau ijin untuk menjaga Kakak di rumah sakit"...kata Kakak sambil memegang tanganku...

"Kak, jangan dipikirkan ya...insyaAllah Bossku mau mengerti ini"..."Toh kegiatan dikantor belum terlalu sibuk juga, Tambang masih slow down, Kak"...


Yah, sejak Kakak menjalani serangkaian proses pengobatan kemo oral dan immunator ini...aku sangat merasakan Kakak lebih sensitif perasaannya dan gampang sekali khawatir...mungkin ini pengaruh psikis dari obat-obatan kanker yang keras itu ya??ataukah ini hanya perasaanku saja...


"Sekarang kakak sarapan dulu terus minum obat paginya ya?..

"Mau aku suapin atau mau makan sendiri ini?"...

"Disuapin aja, tangan Kakak susah digerakan karena ada infusnya...nanti infusnya mampet lagi"...kata Kakak sambil memegang selang infus...

"Kita berdoa dulu ya Kakak sebelum makan...Semoga hari ini lebih baik dan pengobatan yang Kakak lalui hari ini akan  berjalan lancar, Kakak enak makannya dan semakin sehat, Aamiin Ya Rabb"...

"Buah sama jusnya dulu ya, dik"...pinta Kakak kepadaku

"Siap, Bu"...kataku sambil tersenyum



"Assalamu'alaikum..." daun pintu rumah sakit dibuka dengan suara lembut...

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawabku sama Kakak bersamaan...

"Mamaaaa...Kangen..."

Mama menghampiri tempat tidur Kakak dan memeluk Kakak...

Tiba-tiba suasana menjadi haru biru oleh moment ini...Sebenarnya ini bukan kali pertama Beliau berdua datang ke ibukota untuk menemani pengobatan Kakak...Beliau berdua beberapa minggu yang lalu hanya berpamitan sebentar untuk pulang ke Kalimantan karena sibungsu sedang menghadapi sidang kelulusannya...Bapak dan Mama pengen menemani sibungsu sebentar....Kamar 6A sore itu terasa lebih hangat oleh canda tawa dan pelukan hangat dari Beliau berdua.

"Tirainya dibuka saja, Dik"…”Pemandangannya bagus banget”…

“Aku juga senang dengan pemandangannya, Kak”..Jawabku

"Langitnya biru banget, Dik...Cuacanya bagus banget ya”…

"Iya, kak...tenang banget...berasa kaya' bukan di Jakarta" jawabku sambil tersenyum...

Bila pagi datang, aku selalu bahagia menyambutnya…Berterima kasih kepada Rabb kita karena Kakak masih terjaga dan masih bisa melihat indahnya CiptaanMu, Ya Rabb…Dan bila pagi datang, aku selalu optimis atas kesembuhan Kakak…Aku siap Ya Rabb menjalani hari ini, apapun yang akan terjadi aku ridho padaMu Ya Rabb… Kami disini semua berproses membaca hikmah yang ENGKAU berikan dalam menemani orang yang kami cintai melalui ini semua…

”Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”…
Ya Rabb, ampuni dosa dan kekhilafan kami…Berikanlah kami kemudahan untuk melalui semua ini…Jadikanlah kami dapat saling menguatkan dan semakin dekat pada ketaqwaan dan kebaikan…Aamiin Ya Rabbal’alamin…
Kalimat inilah yang selalu kuucapkan didalam qolbuku dalam beberapa bulan terakhir ini setiap pagi menyapa dan setiap malam menjelma…

Kekhawatiran dan ketakutanku yang kadang menyerang disaat menemani Kakak melalui hari-harinya dirumah bercatkan putih dengan ruangan putih bersih bertirai krem ini. Aku seorang manusia yang lemah, Ya RABB…Aku tak ingin Kakak bisa membaca kekhawatiran dan ketakutanku lewat gerak gerikku ataupun perkataanku…Aku hanya ingin Kakak bahagia melewati semua prosesnya walaupun aku mengerti ini tidaklah gampang bagi Kakak dan kami semua…








To be continued....




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibuang sayang...

Dibuang sayang...sebenarnya lebih kepada pengen ngetik sesuatu aja...hehehe Iedul Fitri yang baru saja lewat masih terasa olehku. Tawa dan cerita yang lama hanya dibagi lewat layanan video call dan voice call selama pandemic era 2 tahunan. Akhirnya oleh pemerintah RI 01 diperbolehkan untuk merayakan secara offline bersama anggota keluarga. Mudik pun sudah diperbolehkan kembali, libur bersama Iedul Fitri pun sudah ditetapkan kembali mulai dari tgl 28 Mei sd 08 Juni 2022. Happy, pastinya...alhamdulillahirrabbil'alamin... Walaupun liburnya terasa singkat tapi bahagia...dan di libur lebaran tahun 2022 ini juga keponakanku Hanif berkumpul bersama... Aneka makanan dan hidangan lebaran yang penuh cita rasa Indonesia tersedia di rumah para kerabat. Pempek, Bajabuk (abon ikan) dan tumbuk ketan. Salam,

Bukber @Hanamasa, 31 Mei 2017

Ramadhan adalan bulan yang penuh berkah dan pahala. MasyaAllah, luar biasa hadiah dari Allah SWT untuk kita manusia di muka bumi ini yang tak terhingga jumlahnya. Kadang suka malu pada diri sendiri yang hina dan penuh kesilapan ini dengan mudahnya dapat ikut menikmati ciptaan Allah yang Maha Besar dan Maha dahsyat bertaburan dimuka bumi. Allahu Akbar, Allah Maha Besar dengan semua ciptaanNYA. Bulan yang penuh berkah dan limpahan rahmat juga baroqah ini idealnya kita pakai untuk melakukan banyak kegiatan yang bermanfaat untuk diri kita sendiri atau orang lain, saling berbagi, menabur kebaikan dan senyum kepada semua orang hingga memperbanyak ibadah dan introspeksi diri.  Manusia itu tempatnya khilaf, salah dan dosa. Tak ada yang sempurna didalam menjalani kehidupan di dunia ini. Tak ada yang abadi di muka bumi ini. Semua selalu diawali dan diakhiri. Adanya pagi karena ada siang, adanya siang karena ada sore, adanya sore karena ada malam. Ada waktu sahur karena ada waktu ...

Dalgone Coffe Brown Sugar Stay at home versi aku

" Dalgone Coffe Brown Sugar " Stay at Home versi aku... Sejujurnya sudah lama sekali pengen buat minuman ini sejak 3 bulan yang lalu, aku nonton cara pembuatannya di stasiun Televisi Korea...Tapi terkendala gak punya mixer ataupun hand mixer...Gak punya whipping cream ...Akhirnya cari-cari nemu alternatif resep yg gak pakai mixer dan praktis..Langsung deh aku eksekusi aja... Gak pakai Whipping cream, gak pakai mixer...Hanya pakai alat sederhana yg aku punyai...maklum anak kost, mau beli perabotan yg lengkap..Nanti riweh kalo mau pindah"... Bahan Dalgone nya: 2 sdm coffe tanpa ampas merk apasaja yg ada di rumah kalian, kalau bisa ekspresso (jangan coffe instant yang 3 in one ya, gak akan bisa jadi foamnya... Aku pakai 1 sdm coffe ) 2 sdm brown sugar (bisa pakai gula putih kok kalo gak ada brown sugar, aku pakai 1 sdm brown sugar).. 2 - 3 sdm air panas...(aku pakai 1 sdm air panas)... Saringan teh yg kecil sebagai pengaduk untuk buat foamnya... Piring ukuran ...