"Ini
gak benar...berita yang kudengar gak benar..."batinku berkata...
Tiba-tiba
kurasakan langit seolah runtuh dan jarum jam seolah bergerak mundur tanpa bisa
dihentikan...
"Tarik
nafas, Jeng..istighfar..."..kata Dewi...
"Aku
duduk dan terdiam untuk sesaat, begitu banyak pikiran yang saat ini berkecamuk
didalam otakku..." Tiba-tiba aku merasakan ada yang mengalir perlahan
keluar dari kedua kelopak mataku"...semakin deras dan tak bisa aku
hentikan...akhirnya aku menangis juga...
"Ada
apa sih, jeng? disuruh cerita malah nangis...piye iki?" Dewi menghampiri
meja kerjaku dengan membawakan sekotak tissue...
"Ayolah
berbagi denganku kalo memang sudah sangat menyesakkan didalam hatimu,
insyaAllah aku siap menjadi pendengar yang baik pagi ini..."
Diantara
tangisanku, aku berusaha untuk berbagi cerita sedikit kepada Dewi...Perlahan
aku ceritakan beberapa bagian yang memang ingin aku bagi ke Dewi...kalau
terlalu banyak yang aku bagi, kasihan Dewi nanti malah ikutan juga bersedih.
Suaraku
masih terbata-bata dan lirih diantara isak tangisku yang sudah tak mampu untuk
aku tahan lagi...
"Aku
mengerti Kakakku memang sakit serius dan aku mengerti perjuangan Kakakku"..tiba-tiba
tangisku kembali pecah dikantor yang masih sepi pagi itu...
"Pasti
ada keajaiban untuk ini semua"..
"Aku
percaya dan yakin akan hal ini..."
"Sudah
lebih dari 10 tahun, Kakak hidup berdampingan dengan penyakitnya...lebih tepatnya
12 tahun dan aku tau sekali Kakak tidak pernah absen untuk memeriksakan
kondisinya setiap bulan ke rumah sakit"....
"Bahkan
Kakak sudah berpredikat "Survivor Cancer"...
"Rasanya
aku tak kuasa untuk menyaksikan kembali Kakakku melalui fase pengobatan itu
lagi" ceritaku dengan terbata-bata dan sesekali sesegukan dihadapan
Dewi...
"Istighfar,
jeng...bukankah kamu selama ini cukup tegar dan kuat...bahkan belum pernah aku
melihatmu menangis dalam menemani Kakakmu...jangankan menangis, menceritakannya
kepada orang lain saja tidak pernah "kata Dewi penuh semangat...
"Aku
mau solat 2 rakaat dulu ya, Dew"...kataku sambil menghapus kelopak mataku
yang basah dengan airmata...
"Itu
lebih bagus, Jeng...semoga setelah solat kamu lebih tenang ya"..Dewi
memberi semangat kepadaku
"Aamiin
Ya Rabbal’alamin"...jawabku
Satu
persatu karyawan kantor berdatangan dan kantor menjadi ramai...Office boy dikantor sudah mulai
membagikan minuman ke meja-meja karyawan...seketika itupun obrolan kami
berakhir yang ditutup dengan menunaikan solat 2 rakaat atas kemelut dihatiku...
Dari
kejauhan aku sempat memperhatikan Dewi menatapku…sambil melemparkan
senyumannya, aku mengangguk mengisyaratkan bahwa aku sudah baik-baik saja dan
siap beraktifitas dalam kesibukan kantor hari ini...
Dewi
membalas senyumku sambil mengangguk pula dan memberikan isyarat telapak
tangannya menghapus kelopak matanya...
Rasanya
lama sekali aku menjalani hariku, saat ini aku ingin sekali berada di rumah
bersama Kakak...membuat Kakak bahagia dan bercerita tentang semua kenangan
indah kita berdua, kesukaan kita ataupun berselancar melihat resep-resep
masakan yang ingin kita coba praktekkan...Yah bercerita apa saja dengan Kakak
itu yang aku inginkan saat ini..walaupun aku faham dan mengerti sekali Kakak
adalah wanita yang kuat, jarang sekali Kakak meneteskan airmatanya dihadapan
kami keluarga besar yang berkenaan dengan penyakitnya...Saat ini kondisikulah
yang lebih memprihatinkan daripada Kakak...Aku yang sehat malah menangis
mendengar kabar dari WA yang Kakak kirim pagi
tadi...Astaghfirulllahal'adzim...maafkan aku Ya Rabb...
Cahaya
lampu yang tidak terlalu terang dari ruang makan, aku nikmati sendirian saja
sambil menghabiskan makan malamku…Menyalakan 4 lampu diruang makan terlalu
boros untuk aku nikmati sendirian malam ini…Bukankah Pemerintah sedang
menggiatkan gerakan hemat energy hemat biaya…Dinding tembok berwarna putih
dengan pilar-pilar jati tinggi seperti ikut merasakan apa yang sedang berkecamuk
didalam hatiku. Suasana diruang makan dan meja makan lebih tenang malam ini
dengan cahaya remang-remang lampu dari tempat aku menghabiskan
hidanganku...Terdengar langkah kaki mendekat ke arahku sambil menekan saklar
lampu...
"Makan
kok gelap-gelapan sih, Dik" ...
"Gak
apa, Kak..ini tinggal makan aja kok bukan masak"..
Kakak
menarik kursi dan duduk bersebrangan denganku serta memperhatikanku sambil
tersenyum..
"Kamu
masih diet, Dik?"...
"Gak,
Kak...ini aku makan malam" jawabku sambil mengaduk salad sayuran
dimangkokku...
"Kamu
sudah kurus nanti Kakak telpon Mama ya kalau kamu masih gak mau
makan"...candaan Kakak kepadaku..
Sambil
tersenyum aku bilang "Laporin aja, yeee...hehehehe"
"Sudah
baca chat Kakak di WA kan?"...
Aku
mengangguk sambil terus mengunyah salad sayuranku...
"InsyaAllah,
pengobatan kemoterapinya dilaksanakan minggu depan, Dik"..
"Tapi
kemonya oral kok bukan diinfus seperti 12 tahun yang lalu"...
"Semoga
pergerakan si kecil yang ada di leher Kakak bisa melambat dan gak aktif kembali
alias tertidur” Cerita Kakak panjang lebar kepadaku...
"Kemo,
Oral?" tanyaku ...
"Iya,
Dik...pengobatan kemoterapi tetapi tidak diinfus seperti 12 tahun yang
lalu...Ini kemoterapi melalui oral dengan meminum obat-obatan yang sudah
diresepkan oleh Prof. Sufri dan team dokter"...Jawab kakak menjelaskan
kepadaku...
"Sakit
gak?" Mual gak?" Apakah ada efek yang sama dengan kemo yang dulu
lagi, Kak??...
"InsyaAllah,
gak Dik...kemajuan pengobatan kanker sudah lebih baik dibandingkan 12 tahun
yang lalu"..penjelasan Kakak kepadaku lagi...
Tiba-tiba
aku enggan untuk menyelesaikan makan malamku setelah mendengar lebih banyak
penjelasan dari Kakak...Salad sayuran yang aku makan seperti tertahan
dikerongkonganku ...Seketika itu juga aku rasakan kedua bola mataku perih dan
pedas, padahal aku tidak sedang menumis cabai ataupun membuat sambel.
"Kita,
Bismillahirahmanirrahim ya, Dik"…kata Kakak yang masih duduk bersebrangan
denganku...
"Aku
mengangguk sambil menundukkan kepalaku, yang sengaja tak kuangkat dihadapan
Kakak…karena aku takut tangisanku kembali pecah kalau itu aku lakukan..
"Ya
sudah...lajutkan makan malammu...Kakak mau istirahat dulu, capek seharian di
rumah sakit" kata Kakak sambil bangun dari duduknya menuju kamar
meninggalkan aku sendirian dimeja makan yang masih berusaha keras untuk menahan
jatuhnya airmata ini...
Udara
di kampus UI cukup sejuk pagi ini...semilir udara pagi masuk diantara sela-sela
jari tanganku dan pipiku. Bahkan udara dingin masih bisa aku rasakan ditubuhku
yang terbalut cardigan biru panjang…
Ba'da
Subuh seperti biasanya aku sudah berada di stasiun Pondok Cina untuk berangkat
menuju kantor...satu persatu para kaum urban berdatangan memadati stasiun
Pondok Cina dengan berbagai warna dan ekspresi...Begitupula denganku, pagi ini
pikiranku masih saja berkecamuk setelah chat Kakak kemarin dan obrolan dimeja
makan semalam...Berita bahagia ataukah berita sedih yang akan aku dapat nanti
siang..."Semoga kabar baik yang akan aku terima, Ya Rabb"...lirih
doaku dalam hati pagi ini…
Hari
ini pengobatan kemo oral Kakak sudah selesai dan akan mendapatkan hasil dari
pengobatan tersebut..
Kemo
oral memang tidak sedrama kemo 12 tahun yang lalu…Tidak ada perubahan yang
drastis dari fisik Kakak...hanya saja Kakak lebih gampang terserang batuk-batuk,
pilek dan gampang sekali terkena gatal-gatal...kena kotor sedikit, kulit Kakak langsung
gatal, kena debu sedikit Kakak sudah terserang flu...Selama pengobatan
kemoterapinya, Kakak dihimbau untuk tidak keluar rumah dahulu, ini untuk
mencegah Kakak terkontaminasi virus ataupun bakteri.
"Ya
Rabb, aku sangat berharap mendengar berita bahagia siang nanti...tetapi
kalaulah berita sebaliknya yang akan aku dapatkan buatlah kami sabar untuk
menjalaninya dengan ikhlas karena semuanya yang terjadi atas kehendakMU, Ya
Rabb...kami hanya berusaha, hasilnya kami serahkan kepadaMU Ya Rabb"...doaku
lirih ditelan bunyi mesin KRL...
Siang
ini aku sengaja menghabiskan jam makan siangku diluar kantor, mencari tempat
makan yang lebih tenang dan pribadi karena aku berencana menelpon Kakak yang saat
ini sedang berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Klinik Kencana...
"Assalamua'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, Bagaimana Kak?sudah ada kabarkah??apa hasil dari
semua pengobatan kemo oralnya menurut diagnosa Prof. Sufri???"
"Sudah,
Dik"...jawab Kakak kala itu
"Apa
kesimpulannya, Kak?"...
"Masih
aktif, Dik...malah semakin aktif"...jawab Kakak dengan lirih
Sesaat
aku terdiam dan tak tahu harus berkata apa setelah mendengar jawaban dari
Kakak...aku bersyukur tak bertatapan langsung dengan Kakak saat ini..sehingga Kakak
tidak akan mengetahui kalau mataku sudah berkaca-kaca menahan buliran beningnya
jatuh mengalir dikedua kelopak mataku...kuaduk aduk minuman yang ada di
depanku, untuk mengalihkan kegundahan hatiku siang ini...
Satu
set menu makan siang yang lezat sama sekali tidak menggugah selera makanku…sepanjang
mengobrol dengan Kakak di telpon seluler, aku hanya mengaduk-aduk gelas minuman
segar yang sudah diselimuti embun...
"Trus
apa rencana Professor selanjutnya, Kak??" tanyaku kembali dengan tenang...
"Professor
mau meresepkan kembali serangkaian treatment
pengobatan untuk menaikkan daya tahan tubuh Kakak, namanya immunator,
Dik"...jawab Kakak
"Ya
Rabb, apa yang harus aku lakukan disaat seperti ini"...batinku saat itu
"Berapa
banyak seri pengobatannya, Kak?"...
"Ada
4 rangkaian, Dik" jawab Kakak
Aku
terdiam kembali untuk sesaat dan tiba" aku rasakan buliran bening yang
sudah aku tahan dari tadi akhirnya mengalir juga…Semakin deras dikedua kelopak
mataku...Secepat mungkin kuhapus agar tak semakin deras mengalir dikedua
kelopak mataku dan akan memancing tatapan keingintahuan beberapa mata
pengunjung restoran...
"InsyaAllah,
ini baik Kak"...jawabku dengan tenang sambil menghapus airmataku..
"Kita
sama" berdoa ya, Dik"…
"Pasti
itu…sudah pasti Kak, doaku untuk kesehatan Kakak"…
Langit
tampak cerah dan biru, cakrawala bersinar dengan terangnya, pagi akhir minggu
yang cerah walaupun semalam Ibukota sempat diguyur oleh hujan deras...Pagi ini langit
tak ingin menyembunyikan lama kecantikan pesona birunya yang beberapa hari ini
tak ditampakkannya…Beberapa gumpalan kecil awan tidak merubah keindahan pagi
ini…Dan aku masih seperti biasanya menemani Kakak diruangan rumah
sakit...setelah berdoa pagi, aku duduk disamping Kakak yang sedang berbaring
sambil terus beristighfar…
"Besok
Mama sama Bapak datang kan, Dik?" tanya Kakak tiba-tiba
"Iya,
Kak"...jawabku sambil menggerakkan dipan tempat Kakak berbaring agar lebih
enak mengobrolnya denganku…
"Besok
Mas Tito yang jemput beliau berdua kan, Dik?"…
"Iya,
Kak...bukan aku yang menjemput Beliau berdua, aku diminta Mas Tito menemani
Kakak di rumah sakit saja...Mas Tito dan Tole yang jemput Bapak sama Mama di
Bandara."...
"Jangan
lupa besok pagi ingatkan aku lagi loh, Dik" kata kakak lagi kepadaku
"Iya,
kak..jangan khawatir ya, insyaAllah"...
"Kalau
Bapak sama Mama ada...adik sama mas Tito bisa masuk kerja seperti
biasanya"...gumam Kakak...
"Jadi
adik sama Mas Tito gak gantian ambil cuti atau ijin untuk menjaga Kakak di
rumah sakit"...kata Kakak sambil memegang tanganku...
"Kak,
jangan dipikirkan ya...insyaAllah Bossku mau mengerti ini"..."Toh
kegiatan dikantor belum terlalu sibuk juga, Tambang masih slow down,
Kak"...
Yah,
sejak Kakak menjalani serangkaian proses pengobatan kemo oral dan immunator
ini...aku sangat merasakan Kakak lebih sensitif perasaannya dan gampang sekali
khawatir...mungkin ini pengaruh psikis dari obat-obatan kanker yang keras itu
ya??ataukah ini hanya perasaanku saja...
"Sekarang
kakak sarapan dulu terus minum obat paginya ya?..
"Mau
aku suapin atau mau makan sendiri ini?"...
"Disuapin
aja, tangan Kakak susah digerakan karena ada infusnya...nanti infusnya mampet
lagi"...kata Kakak sambil memegang selang infus...
"Kita
berdoa dulu ya Kakak sebelum makan...Semoga hari ini lebih baik dan pengobatan
yang Kakak lalui hari ini akan berjalan
lancar, Kakak enak makannya dan semakin sehat, Aamiin Ya Rabb"...
"Buah
sama jusnya dulu ya, dik"...pinta Kakak kepadaku
"Siap,
Bu"...kataku sambil tersenyum
"Assalamu'alaikum..."
daun pintu rumah sakit dibuka dengan suara lembut...
"Wa'alaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh" jawabku sama Kakak bersamaan...
"Mamaaaa...Kangen..."
Mama
menghampiri tempat tidur Kakak dan memeluk Kakak...
Tiba-tiba
suasana menjadi haru biru oleh moment ini...Sebenarnya ini bukan kali pertama
Beliau berdua datang ke ibukota untuk menemani pengobatan Kakak...Beliau berdua
beberapa minggu yang lalu hanya berpamitan sebentar untuk pulang ke Kalimantan
karena sibungsu sedang menghadapi sidang kelulusannya...Bapak dan Mama pengen
menemani sibungsu sebentar....Kamar 6A sore itu terasa lebih hangat
oleh canda tawa dan pelukan hangat dari Beliau berdua.
"Tirainya
dibuka saja, Dik"…”Pemandangannya bagus banget”…
“Aku
juga senang dengan pemandangannya, Kak”..Jawabku
"Langitnya
biru banget, Dik...Cuacanya bagus banget ya”…
"Iya,
kak...tenang banget...berasa kaya' bukan di Jakarta" jawabku sambil
tersenyum...
Bila
pagi datang, aku selalu bahagia menyambutnya…Berterima kasih kepada Rabb kita
karena Kakak masih terjaga dan masih bisa melihat indahnya CiptaanMu, Ya
Rabb…Dan bila pagi datang, aku selalu optimis atas kesembuhan Kakak…Aku siap Ya
Rabb menjalani hari ini, apapun yang akan terjadi aku ridho padaMu Ya Rabb… Kami
disini semua berproses membaca hikmah yang ENGKAU berikan dalam menemani orang
yang kami cintai melalui ini semua…
”Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah”…
Ya
Rabb, ampuni dosa dan kekhilafan kami…Berikanlah kami kemudahan untuk melalui
semua ini…Jadikanlah kami dapat saling menguatkan dan semakin dekat pada
ketaqwaan dan kebaikan…Aamiin Ya Rabbal’alamin…
Kalimat
inilah yang selalu kuucapkan didalam qolbuku dalam beberapa bulan
terakhir ini setiap pagi menyapa dan setiap malam menjelma…
Kekhawatiran
dan ketakutanku yang kadang menyerang disaat menemani Kakak melalui
hari-harinya dirumah bercatkan putih dengan ruangan putih bersih bertirai krem
ini. Aku seorang manusia yang lemah, Ya RABB…Aku tak ingin Kakak bisa membaca
kekhawatiran dan ketakutanku lewat gerak gerikku ataupun perkataanku…Aku hanya
ingin Kakak bahagia melewati semua prosesnya walaupun aku mengerti ini tidaklah
gampang bagi Kakak dan kami semua…
To be continued....
To be continued....
Komentar
Posting Komentar