Semburat senja yang merah...
Terburu-buru aku merapikan perkakas pekerjaan pada sore itu...layar hapeku sudah berada pada posisi aplikasi ojek online dengan tujuan RS. Medistra Jl. Gatot Subroto...
Rumah sakit yang terletak dijalur padat dan macet ini memang sangat pe-er untukku. Sebenarnya ada beberapa alternatif menuju bangunan yang berwarna hijau dan biru tersebut...
Entah mengapa sore ini aku ingin segera menyapa ruangan tempat kakak dirawat...sudah 1 minggu ini kakak berada didalam ruangan Intensive Care Unit (ICU)...Ruangan yang cukup dingin dan steril terpisah dari pasien yang lain...
Dan sudah seminggu pula kakak berdampingan dengan alat bantu pernafasan yang terpasang ditubuh kakak...
Sebenarnya kakak enggan dan menolak ketika akan dipasangkan alat bantu pernapasan tersebut. Seolah-olah kakak sudah mengerti apa yang akan kami hadapi kedepannya...Tetapi kami semua hanyalah mahluk yang diminta untuk selalu berusaha dan bersandar kepada Allah SWT semata, selalu ada harapan atas kesembuhan kakak disetiap fase yang kami jalanin dan hadapi, tugas kami hanyalah berusaha, yakin dan percaya akan hal itu...
"Buru-buru amat, jeng?" tanya Dewi teman kantorku...
"Ya tau sendirilah, Dew...Jalur menuju Rumah Sakit Medistra kan tak selancar jalur menuju RS. Cipto...Jalan Gatot Subroto itu macetnya awet kaya' pakai formalin..." Jawabku sambil melemparkan senyuman ke Dewi...
"Take a care ya, Jeng...aku duluan ya...Drivernya sudah menunggu dititik point penjemputan nih..."Jawabku lagi...
"Yups...Semangat terus ya..."Teriak Dewi yang melihatku sedikit berlari kecil menuju pintu keluar...
"Aamiin...." Teriakku kemudian sambil melambaikan tanganku ke Dewi..."
"Ah, langit senjanya terlalu indah untuk diakhiri dengan hati bersedih..."Batinku sambil tersenyum diatas laju sepeda motor layanan Ojek Online yang sudah melaju ditengah kemacetan kota Jakarta sore itu...
Hal terindah itu adalah DOA...
"Assalamua'laikum Warahmatullah.." Sapaku sore itu...
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"Jawab Beliau berdua...
"Kamu sudah datang, nak..."Kata Mama dan Bapak
"Segeralah masuk ke kamar kakak, jam besuk sudah dibuka, nak...jangan lupa berdoa untuk kakak ya, Nak" Kata Mama lagi kepadaku sambil aku cium kedua pipi beliau berdua...
"Iya, Ma..Pak..."Jawabku kepada Beliau berdua...
Entah mengapa senja ini, ada perasaan yang tak biasa menghampiri hatiku...begitu lembut dan kuat signalnya tertangkap oleh hatiku...seolah ada pesan yang akan disampaikan oleh getaran tersebut...
Aku bersihkan kedua telapak tanganku dengan sabun, kemudian aku berniat mengambil air wudhu sebelum masuk ke ruangan ICU tempat kakak terbaring...kemudian aku pakai masker untuk menutupi wajahku...
Kami sangat konsisten melakukan ini sejak kakak dirawat cukup intensive tepatnya 3 bulan terakhir...Tidak sembarangan orang yang kami perbolehkan masuk untuk menjumpai kakak. Bahkan itu semua sudah kami lakukan sejak kakak mulai intensive dirawat di RS. Cipto...Kalaupun ada beberapa yang kami perbolehkan menjumpai kakak, itu semua karena permintaan Kakak dan mereka harus menjalankan protokol seperti memakai masker dan memakai handsanitizer sebelum masuk ke kamar rawat kakak di RSCM...Tidak ada sesi foto bersama karena kami (keluarga) tidak mengijinkan hal tersebut...Mungkin ini agak sedikit menganggu bagi teman-teman kakak, maafkanlah kami...
Di RS. Medistra, kami semakin memperketat aturan tersebut. Kami meminta dengan sangat kakak tidak bisa dikunjungin oleh para sahabat kakak, kolega suami kakak dan teman-teman kakak yang lain...Kami minta dengan segala kerendahan hati kami kepada mereka bahwa kalau mau berkunjung (menjenguk) bisa tetapi mereka tidak akan bertemu langsung dengan kakak...
Aku selalu menyampaikan itu pada setiap telpon, WA ataupun sms yang masuk ke hapeku ataupun hape kakak...Saat ini "DOA" adalah hal yang paling indah untuk kakak dan kami..."Dan "DOA" bisa dari mana saja, siapa saja" Jawabku selalu pada setiap WA, telpon ataupun sms yang masuk..."Mungkin lewat doa sahabat-sahabat kakak, ALLAH SWT mengijabahNYA...Hal ini mungkin saja dan bukanlah hal yang mustahil..." Jawabku lagi kala itu...
"Walaupun kalian datang mengunjungi Kakak, kalian tetap tidak akan berjumpa dengan kakak...Kalian hanya akan bertemu dengan kami yang berjaga diluar ruangan ICU" kataku yang tak henti-hentinya mengatakan kepada teman-teman kakak dan sahabat-sahabat kakak...
"Apakah kalian tidak keberatan dengan ini?" Tanyaku disetiap komunikasi yang terjadi kepada teman, sahabat atau tetangga yang berkeinginan untuk menengok Kakak...
Aku melapor dan meminta kartu kepada security yang bertugas di depan ruangan ICU...Debaran dan degup jantungku tak biasa sore ini...Biasanya aku selalu tenang melangkahkan kakiku memasuki ruang ICU kakak...Tetapi sore ini tidak...
Selangkah...dua langkah lagi aku mendekati pintu ruangan dingin itu...Aku melihat bayangan suami kakak sudah berada disamping tempat tidur kakak dan berdoa...
Aku buka pintu ruangan ber-AC tersebut....
"Assalamu'alaikum Warahmatulllahi Wabarakatuh..."Sapaku sambil berjalan perlahan masuk...
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, silahkan dik.."Jawab suami kakak sambil berjalan keluar ruangan dingin itu dan meninggalkan aku sendirian bersama kakak senja itu...
"Kakak...ini adikmu Rita...apa kabar Kakak hari ini?...Apa yang kakak rasakan hari ini? Semoga semakin membaik ya, Kak....Aku percaya kakak dengar suaraku, kita berdoa bersama ya Kak..."Dialogku yang cukup panjang sore itu, walaupun tidak mendapatkan jawaban dari kakak, selain tarikan nafas yang mengisyaratkan kepadaku bahwa kakak menjawab semua dialogku...
Aku tengadahkan kedua telapak tanganku dan ku angkat setinggi wajahku...aku tundukkan kepalaku dan aku pejamkan kedua bola mataku....Aku larut dalam kekhusyuanku berdoa kala senja itu...Ditengah-tengah aku berdoa hawa dingin menjalar diseluruh tubuhku yang terbalut oleh outer panjang berwarna coklat sore itu...Tubuhku dingin, dadaku sesak dan sesaat aku merasakan kesakitan disekujur tubuhku khususnya pada sistem pernafasanku...
Yaa Rabb...tiba-tiba butiran bening keluar dari kedua kelopak mataku yang masih terpejam dan melafadzkan doa-doa terbaikku untuk kakak...
Yaa Rabb...Seperti inikah rasa sakit yang kakak sedang hadapi...Aku sungguh tak mampu menanggungnya, ini sakit sekali lirihku...tak berapa lama butiran bening yang tadinya mengalir perlahan ini menjadi semakin deras saja...
Situasi ini membuatku enggan untuk mengakhiri doa-doaku...Aku semakin larut dalam doaku, sesekali aku menyeka airmataku dengan ujung outerku...
"Kakak, aku mengerti seperti apa sakit yang kamu rasakan...ini sakit sekali, Kak...Allah SWT Maha Besar dengan segala ciptaanNYA...Aku belum tentu mampu menerima ujian ini, Kak...Aku faham apa yang Kakak rasakan...Iya kak, sakit...Aku mengerti..."Kalimat itu yang aku ucapkan disela isak tangisku yang semakin dalam dan sesegukan...Aku tetap berusaha khusyu dalam doaku walaupun aku tak mampu menahan rasa sakit yang aku rasakan sore itu...
"Mataku merah, airmata tetap mengalir pada kedua pipiku dipenghujung doaku sore itu...Aku menangis sesegukan...Yaa Rabb, Maafkan kelamahanku...
Bayangan jas putih perlahan menghampiriku yang masih sedikit sesegukan berdiri disebelah tempat tidur kakak...Berat rasanya kaki ini untuk melangkah keluar ruangan dingin ini...
Beliau adalah Professor sekaligus Dokter paru yang menangani kakak...Satu dari sekian banyak team Dokter ahli yang merawat Kakak...
"Mbak, keluarganya kan?" Tanya Dokter tersebut..karena memang ini pertemuan pertama kalinya aku dengan dokter Paru yang menangani kakak sejak pindah ke RS. Medistra. Satu-satunya team Dokter yang baru sempat aku jumpai dari dekat karena selama ini suami kakak dan Bapak yang sering bertemu langsung dengan Dokter paru tersebut...sedangkan aku lebih sering menemani Mama diluar ruangan pada saat team Dokter mengajak dialog keluarga tentang perkembangan kesehatan kakak...
"Iya, Dokter...Saya adik kandungnya...Ini kakak saya"Jawabku lagi...
"Kakak anda hebat...kakak anda kuat sekali...Semangatnya untuk sembuh luar biasa...kondisi seperti ini belum tentu terjadi pada pasien lain..."Kata Dokter itu lagi...
"Iya, Dok...Kakak memang periang orangnya dan kuat dari dulu..."Jawabku lagi...
"Kami selalu memberikan semangat, bahkan dulu banyak orang yang kami temui di rumah sakit bertanya "siapa yang sakit? sakit apa?karena kakak sehat, ceria dan bahagia...banyak dari mereka tak percaya kalau kakak adalah survivor kanker"...kataku kepada dokter panjang lebar...
"Mungkin ini pula yang membuat kakak bisa bertahan dengan selalu berpikir positif akan penyakit yang sudah menemaninya selama 13 tahun.." kataku kembali dengan mataku yang masih berkaca-kaca dan berusaha keras menahan butiran bening itu agar tidak kembali mengalir di hadapan Dokter paru kakak...
"Coba kita lihat catatan medis kakak anda ya.." Ajak Dokter itu lagi sambil membuka kembali rekam medis Kakak dari 13 tahun yang lalu sampai yang terkini...
"Kalau bukan kuasa ALLAH SWT yang menciptakan kekuatan tersebut, saya rasa kakak anda tidak akan mampu bertahan dan melaluinya.."Jawab Dokter itu lagi...
"Kami sekeluarga tidak pernah menganggap kakak sakit, Dok...Kakak bebas melakukan hal-hal yang Kakak sukai dan membuat kakak bahagia...mulai dari belajar menjahit, memasak, buat kue bahkan berolah raga yang dia sukai..."Jawabku lagi...
"Banyak doa ya..."Jawab Dokter itu lagi...
"Kami team Dokter berusaha melakukan yang terbaik" kata Dokter tersebut menyemangatiku...
"Iya, Dokter"...Jawabku...
Tangisan itu...
"Mama...kakak sakit banget itu...Aku mampu merasakannya..." Isakku yang semakin kencang saja setelah Bapak merangkulku untuk berjalan meninggalkan ruangan ICU kakak dikarenakan sudah hampir 1 jam aku tak kunjung keluar dari ruangan kakak dirawat...
"Istighfar, Nak"..Kata mama sambil mengusap airmataku..
"Kamu bilang Mama dan Bapak harus sabar dan kuat dan tidak boleh menangis...tetapi sekarang malah kamu yang menangis seperti ini, Nak"...Kata mama lagi berusaha menenangkan aku sambil menghapus airmataku...
Seketika ruang tunggu ICU hening sejenak...semua orang yang duduk dikursi-kursi ruang tunggu ini seperti saudara yang saling menguatkan...selalu saja ada kejadian seperti yang aku alami sore itu...Kamipun seketika saling menguatkan, berbagi doa dengan keyakinan dan agama yang kami yakini masing-masing...
"Kakak sakit banget, Ma...aku mampu merasakannya...Aku gak kuat merasakan sakit yang kakak rasakan.." Jawabku lagi masih dengan isak tangisku yg sesegukan...
"Istighfar, Nak...Ada apa? Kenapa kamu nangis terus dan tidak bisa berhenti?...Dokter mengatakan apa kepadamu, Nak??...Tanya mama sambil terus mengusap punggungku...
"Sakit, Ma...kakak berusaha mengatakan itu kepadaku sore ini...itu yang aku rasakan saat ini..." Kataku lagi sambil menggelengkan kepalaku dan mengusap kedua mataku...
"Astaghfirullah...Yaa Rabb...Ampuni kami..." Ucapku lagi disela-sela tangisanku
"Iya, Nak...Sabar.."Jawab Mama lagi...
Malam yang tak biasa....Yang aku sendiri tak tahu dari mana getarannya berasal...Seperti itulah ikatan kami bedua...
Senjanya masih indah, Kak...
Hujan rintik dilangit maghrib itu...
Semua keluarga berkumpul diruang tengah rumah Depok...Mama, Bapak, Suami Kakak, Dik Sari dan beberapa keluarga dari Jawa Timur juga tetangga dekat kompleks tempat tinggal kami...Semua hadir berkumpul di rumah Depok...
Rumah, Makanan dan minuman sudah tertata rapi dan bersih....Aneka makanan dan minuman yang tersedia diruang tengah dan teras rumah, jumlahnya lumayan banyak...Dan terus berdatangan dari para tamu yang berkunjung ke rumah Depok sore itu...
"Lihatlah, Kak...Kami keluarga inti menerima pelayanan gratis ini dari para tetangga kita...Tidak sedikitpun kami keluarga inti disibukkan dengan persiapan untuk pemakamanmu, Kak..."Batinku dalam hati...
"Makanan, minuman bahkan pengurusan tempat perisitirahatanmu yang terakhir kami menerima banyak bantuan dari mereka...Bukankah ini juga rezki yang tak ternilai dan penghargaan terakhir yang sangat indah untukmu, Kak" Batinku lagi...
"Airmataku sedikit enggan untuk menetes lagi, Kak...Kakak sudah tenang, tersenyum dan gak sakit lagi...Airmata itu semalam sudah aku tumpahkan semua didalam doa terakhirku untuk Kakak...Yang ada hanya senyum keikhlasan menerima banyaknya ucapan Duka Cita dan pelukan dari teman-teman Kakak..." Batinku lagi sambil terus menatap jasad kakak yang masih bisa aku pandangi dengan kedua bola mataku...
"Tole, Mas Tito, Dik Sari, Mama dan Bapak juga aku dan adik-adikmu yang masih dalam perjalanan ke rumah Depok semua bersedih, tetapi kami ridho dan ikhlas bahwa ini yang terbaik dari Allah SWT untuk kakak."...Batinku lagi...
Senja dan sunsetnya masih indah, Kak...seperti yang pernah kita nikmati bersama di Pantai Tanjung Layar...Walaupun agak sedikit gerimis dimaghrib ini...
Kami semua akan mengantarkanmu ke tempat peristirahatanmu terakhir Ba'da Isya ini...
Selamat Jalan Kakakku tercinta...Selamat berjumpa kembali dikehidupan yang sesungguhnya yaitu Kampung Akhirat kelak...
Kalaulah masih ada sedih yang tersisa dan airmataku malam ini, itu bukan untuk menggugat takdirMU Yaa Rabb...sama sekali tidak...Sabar, ridho dan aku Ikhlas atas semua yang terjadi Yaa Rabb...Berat memang...tetapi bukankah ENGKAU memberikan pahala yang besar atas kesabaran, keridhoan dan keikhlasanku ini...Dan aku tidak meragukannya sama sekali karena janjiMU benar Yaa Rabb...
Hantarkanlah kesedihan ini pada kesedihan yang mendatangkan Rahmat dan kasih sayang Mu Yaa Rabb...
" Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam), dan anak-anak hamba-Mu yang perempuan (Hawa), ubun-ubunku berada di tangan-Mu berlaku terhadap diriku dan ketetapan-Mu pada diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya atau yang Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang engkau ajarkan kepada seorang dari mahluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang berada disisi-Mu, maka aku mohon dengan itu agar Engkau jadikan Al-Quran sebagai penyejuk hatiku, cahaya untuk dadaku, pelipur kesedihanku, dan penghilang kesusahanku."(HR. Ahmad)
Walaupun Kami sering berantem semasa kecil, tetapi jiwa dan hati kami dekat...itulah kami berdua...
09 September 1977, Yaumul Miladmu, Kak...
Semoga ALLAH SWT memberikan syurga terbaikNYA untukmu dan memaafkan segala khilaf dan salahmu juga menerima amal dan ibadahmu...Aamiin Allahumma Aamiin...
I love You, Kak....Sampai bertemu nanti dikampung akhirat....Al-Fatihah...
Salam Damai,
Komentar
Posting Komentar