Ibu...aku lebih sering memanggil beliau dengan sebutan "Mama"...
Ibu...betapa cantiknya dirimu dan lembutnya hatimu...
Ibu...betapa cantiknya dirimu dan lembutnya hatimu...
Ibu...betapa aku mencintaimu karena Allah....
Ibu...janganlah menangis..hapuslah airmata ibu disaat sakit menyerang karena usiamu yang sudah tak muda lagi..
Ibu...cintailah diri Ibu, Bapak, kami anak-anak ibu dan semua yang menyejukkan pandangan Ibu secukupnya saja dan jangan pernah merasakan kepemilikan atas diri Ibu sendiri, Bapak dan kami anak-anak ibu...Walaupun aku tau itu tak mungkin...
"Manalah bisa ibu seperti itu, Nak"...(Ibu berkata seperti itu sambil berkaca-kaca menatapku menahan pecahnya tangisan di pagi yang Fitri kala itu)...
"Manalah bisa ibu seperti itu, Nak"...(Ibu berkata seperti itu sambil berkaca-kaca menatapku menahan pecahnya tangisan di pagi yang Fitri kala itu)...
Ibu...sesungguhnya bila engkau menangis kamipun lebih menangis...
Ibu...sesungguhnya bila engkau kehilangan kamipun merasa kehilangan...
Ibu...sesungguhnya bukan Ibu yang harus khawatir...justru kamilah yang harus khawatir karena apa yang kami lakukan tak akan pernah bisa membalas semua yang sudah Ibu lakukan untuk kami anak-anakmu...
Ibu...petuah dan nasehatmu dikala kami masih kecil, kami mendengarnya sebagai kecerewetan yang seakan tak berujung...tetapi begitu kami beranjak dewasa kami sangat merindukannya karena itulah cinta dan sayang yang Ibu bisikkan ke telinga kami setiap saat setiap hari...
Ibu...betapa aku mengerti kasih sayangmu yang luas kepada kami anak-anak Ibu yang bisa aku saksikan disetiap doa yang Ibu lantunkan untuk almarhum kk dan kami anak-anak Ibu yang masih hidup...
Ibu...mengantarkan dan menguburkan anak yang telah berpulang mendahului kedua orang tuanya adalah ujian terberat untuk para orang tua. Tetapi bila kita sabar menjalaninya ada banyak kebaikan yang Allah siapkan untuk Ibu dan Bapak kelak...Aamiin Ya Rabb
Ibu...tak pernah berhenti merindukan kami anak"mu dan almarhum kk...
Ibu...kalau saja ada sesuatu yang tidak mengenakkan diluar sana dalam hiruk pikuknya kehidupan...jangan pernah dengarkan suara" itu...jangan hiasi qolbu ibu yang berlatih untuk terus mengingatNYA dengan hal" yang tak berguna...biarkanlah...itulah contoh penyakit hati yang sangat berbahaya...
Ibu...sangat marah bila kami lebih sering memegang dan bermain hape dibandingkan membaca Kitabullah Alquran...
Ibu...sangat marah besar bila kami menunda-nunda solat kami..terlebih kepada 2 anak laki"mu dan Bapak yang mungkin kadang diserang rasa malas dan berat untuk melangkahkan kakinya menuju rumah Allah...
Ibu..maafkanlah anakmu ini yang tidak bisa setiap hari mengunjungimu...semoga ibu ridho dan memaafkan kelemahanku ini...
Ibu...sekali lagi aku tuliskan betapa aku mencintaimu dan menyanyangimu karena Allah...karena aku mengerti Ibu pun kepunyaan Allah yang dipinjamkan untuk merawat dan mendidik kami...aku mengerti rasanya sebuah kehilangan...hanya kuasa Allah semata yang membuatku sabar dan menerima kepergian kakak menghadapNYA.
Walaupun kita masih sering menangis bersama bila kerinduan pada kakak menyerang kita dan setelahnya kita akan saling menguatkan..
Ibu...Aku pun belajar untuk secukupnya saja mencintai dan tidak menancapkannya didalam qolbuku, Bu...
Sungguh kalimat "Mulai belajar untuk tidak mencintai dan menyanyangi sesuatu apapun itu terlalu berlebihan dan menancapkannya diqolbu kita" itu adalah kalimat penguat untuk diriku yang terus belajar untuk menghadapi perpisahan yang kapan saja bisa terjadi dan kita tak tahu kapan akan datang menyapa...
I love you 3000, Ibu....
Salam,
Ibu...tak pernah berhenti merindukan kami anak"mu dan almarhum kk...
Ibu...kalau saja ada sesuatu yang tidak mengenakkan diluar sana dalam hiruk pikuknya kehidupan...jangan pernah dengarkan suara" itu...jangan hiasi qolbu ibu yang berlatih untuk terus mengingatNYA dengan hal" yang tak berguna...biarkanlah...itulah contoh penyakit hati yang sangat berbahaya...
Ibu...sangat marah bila kami lebih sering memegang dan bermain hape dibandingkan membaca Kitabullah Alquran...
Ibu...sangat marah besar bila kami menunda-nunda solat kami..terlebih kepada 2 anak laki"mu dan Bapak yang mungkin kadang diserang rasa malas dan berat untuk melangkahkan kakinya menuju rumah Allah...
Ibu..maafkanlah anakmu ini yang tidak bisa setiap hari mengunjungimu...semoga ibu ridho dan memaafkan kelemahanku ini...
Ibu...sekali lagi aku tuliskan betapa aku mencintaimu dan menyanyangimu karena Allah...karena aku mengerti Ibu pun kepunyaan Allah yang dipinjamkan untuk merawat dan mendidik kami...aku mengerti rasanya sebuah kehilangan...hanya kuasa Allah semata yang membuatku sabar dan menerima kepergian kakak menghadapNYA.
Walaupun kita masih sering menangis bersama bila kerinduan pada kakak menyerang kita dan setelahnya kita akan saling menguatkan..
Ibu...Aku pun belajar untuk secukupnya saja mencintai dan tidak menancapkannya didalam qolbuku, Bu...
Sungguh kalimat "Mulai belajar untuk tidak mencintai dan menyanyangi sesuatu apapun itu terlalu berlebihan dan menancapkannya diqolbu kita" itu adalah kalimat penguat untuk diriku yang terus belajar untuk menghadapi perpisahan yang kapan saja bisa terjadi dan kita tak tahu kapan akan datang menyapa...
I love you 3000, Ibu....
Salam,
Komentar
Posting Komentar