Bismillahirrahmanirrahim....
Lama banget mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk menulis dan menyimpan moment bersejarah ini pada blogku. Aku mengerti banget kesensitivan tulisan ini. Sempat maju mundur cantik untuk memposting dan membagikannya.
Aku sebagai umat muslim yang masih banyak khilaf dan salahnya, jauh dari kesempurnaan ini. Aku sebagai mahluk yang sangat kecil berjalan dimuka bumi ini, kadang dengan kesombongan yang bahkan tak satupun yang melekat didiriku adalah milikku, semua hanya titipan. Semua itu hanya milik Rabbku Yang Maha Besar dan Maha Pemilik juga Maha Pencipta segala yang ada di bumi beserta isinya juga langit dan segenap tata suryanya. Yang Maha Menghidupkan dan Mengakhiri semua yang bernyawa.
4 Nopember 2016 dan 2 Desember 2016 adalah hari bersejarah untuk Bangsa ini, terutama umat Islam di Indonesia. Dari berbagai penjuru umat berkumpul-bersatu di sekitar Masjid Istiqlal pada tanggal 4 Nopember 2016 dan aksi kedua pada tanggal 2 Desember 2016, umat Islam berkumpul di seputaran Lapangan Monas.
Massa yang berkumpul pada tanggal 2 Desember 2016
(aku minta maaf ya untuk pemilik foto ini, aku ambil fotonya untuk bahan blogku)
Aku gak mau memperdebatkan kalo diantara teman-teman ada yang tidak sefaham dengan gerakan ini. Aku pribadi sebagai umat islam merasa terharu melihat peristiwa ini dengan mata kepalaku sendiri. Sekian banyak keegoisan manusia dimuka bumi ini ternyata masih banyak manusia/umat yang peduli. Peduli kepada agama dan negaranya, sahabatnya juga kawannya.
Aku seorang muslim, aku punya kerabat yang bukan seorang muslim, aku punya relasi yang bukan seorang muslim, aku punya tetangga yang bukan seorang muslim bahkan opungku bukan seorang muslim.
Pemimpin bisa salah karena pemimpin adalah mahluk ciptaan ALLAH. Orang tua bisa salah karena orang tua adalah mahluk ciptaan ALLAH. Saudara dan kerabat bisa salah karena saudara dan kerabat adalah mahluk ciptaan ALLAH.
Hanya ALLAH yang Maha Sempurna dan Maha Memiliki semua yang ada di muka bumi dan jagat raya beserta isinya.
Aksi damai pada 411 dan 212 ini sebagai reaksi atas statement yang diucapkan oleh Bapak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam kampanye Beliau di Kepulauan Seribu.
Sering kali lidah dan bibir ini berucap yang tidak disadari, menyakiti perasaan orang lain atau golongan lain tanpa siempunya sadari..Karena lidah memang tak bertulang, karena tajamnya ucapan itu melebihi tajamnya sembilu..Mungkin bukan masalah besar bagi seseorang sesekali mendengar sesuatu yang kasar dan penuh emosional. Tetapi akan menjadi masalah besar apabila sesuatu yang diucapkan tersebut menyangkut sesuatu yang orang lain yakinin dengan setulus hatinya tanpa ada prasangka buruk karena itu berasal dari firman Allah SWT yang tertuang didalam kitab suci, dimana hukumnya wajib bagi orang tersebut yakinin..
Proses hukumnya bahkan sudah berlangsung. Pilkada Jakarta pun sebentar lagi akan digelar. Menjadi pemimpin yang baik dan menjadi teladan bagi seluruh rakyat yang dipimpin bukanlah pekerjaan yang gampang. Tetapi juga bukan hal yang mustahil untuk terjadi di muka bumi ini.
Selamat memilih pemimpin kalian untuk rakyat Ibukota Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Salam damai dari penduduk Depok,
Komentar
Posting Komentar