Langsung ke konten utama

Negeri Cincin Api...

Tahun 2014 ini diawali dengan cukup dramatis. Dua gunung berapi dipulau Sumatra dan Jawa meletus. Gunung Sinabung (Karo, Sumatra Utara), Gunung Kelud (Kediri, Jawa Timur).

Gunung Sinabung (bahasa karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. Tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.

Letusan 2010
Agustus 2010 
Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 27 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung mengeluarkan lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi Awas. Dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung.
Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara.
Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya.

September 2010
Pada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letuasn kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.
Pada tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara.

Letusan 2013-14
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan ke level 3 menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, pada tanggal 29 September 2013 status diturunkan menjadi level 2, Waspada. Namun demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.
Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi Siaga. Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan.
Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas sampai 1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi (letusan) terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan vulkanik vulkanik. Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dinaikkan ke level tertinggi, level 4 (Awas). Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus diungsikan.
Status level 4 (Awas) ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014. Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.
Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung mulai stabil dan direncanakan pengungsi yang berasal dari luar radius bahaya (5 km) dapat dipulangkan. Namun demikian, sehari kemudian 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya.
(dikutip dari WIKIPEDIA)

Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa jawa; dalam bahasa belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Bersama dengan Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014.
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.
Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah yang membuat  lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat letusan freatik tahun 2007 yang memunculkan sumbat lava ke permukaan danau, danau kawah nyaris sirna sehingga terlihat menjadi semacam kubangan air. Sumbat lava ini hancur pada letusan besar di awal tahun 2014.
Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.

Letusan 1919
Letusan Gunung Kelud tahun 1919 tercatat dalam laporan Carl Wilhelm Wormser (1876-1946), pejabat Pengadilan Landraad di Tulung Agung (masa kolonial Belanda), yang menjadi saksi mata bencana alam tersebut.Disebutkan, pada 20 Mei 1919 siang, tiba-tiba langit gelap. Hilangnya matahari membuat semua yang hidup menjadi takut dan gentar. Hujan abu dan batu yang turun. Para penduduk desa di lereng gunung berusaha menyelamatkan apapun yang dapat diselamatkan: harta dan jiwa dan hewan peliharaan. Semuanya berlarian menghindari kekerasan alam. Lari! Lari kemanakah dirimu? Bernafas semakin sulit. Udara semakin mencekik semua yang bernafas. Bunyi desiran semakin dekat dan kuat. Aliran lahar menghancurkan semuanya dan mengganggu jalan keluar untuk manusia. Bangunan dan pepohonan besar patah menjadi kecil-kecil bak korek api. Kawah memuntahkan lahar dan abu dan disertai awan gas beracun. Hutan, tanah dan sawah ditutup kain kafan berwarna abu-abu. Belasan desa raib dari peta bumi. Ribuan korban jiwa dikubur hidup-hidup.
Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta 
Letusan 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.
Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai pada tahun 1994.

Letusan 2007
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m. Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).
Danau kawah Gunung Kelud praktis "hilang" karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.

Letusan 2014
Letusan Kelud 2014 dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990. meskipun hanya memakan 4 korban jiwa akibat peristiwa ikutan, bukan akibat langsung letusan.
Peningkatan aktivitas sudah dideteksi di akhir tahun 2013. Namun demikian, situasi kembali tenang. Baru kemudian diumumkan peningkatan status dari Normal menjadi Waspada sejak tanggal 2 Februari 2014. Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV), sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota Pare, Kediri. Wilayah Kecamatan Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG). Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta ( berjarak 200 km dari pusat letusan), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.
 

Keadaan di wilayah Bantul, DIY, saat hujan abu vulkanik Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014
Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo, bahkan di Yogyakarta hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat melebihi abu vulkanik dari Merapi. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan lebih dari 2 centimeter. Dampak Debu abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat. Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan. Di sisi lain banyak pengguna kendaraan atau warga di sekitar Kota Madiun yang terganggu akibat Erupsi tersebut.

Mungkin ak tidak bisa hadir diantara relawan, setidaknya doa terbaikku untuk mereka semua. Agar mereka diberikan semangat untuk bangkit, sabar dan ikhlas menjalaninya. aamiin..

Kekuatan alam itu tak dapat dilawan juga tak dapat dihentikan..
Bila sudah waktunya akan terjadi juga...
Alam tak pernah jahat kepada kita, pun bila kita sering melakukan kesalahan..
Lebih bersahabat dengan alam dengan mengenali tanda-tandanya dan tak membuat kerusakan dengan disengaja...

Bila kita baik kepada Alam, alam akan lebih baik kepada kita...
ada hal-hal yang bisa kita usahakan...
namun banyak pula hal-hal yang terjadi diluar kehendak kita seperti ujian Gunung meletus..

Tetap Semangat menjalani hari...
Bangun, Bangkit, Berjuang kembali...
Karena hidup terus berjalan dan berputar...
Dia tak menunggu kita walaupun kita terlelap..

Salam hangat dari ak untuk semua pengungsi Sinabung n Kelud...mwahh...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibuang sayang...

Dibuang sayang...sebenarnya lebih kepada pengen ngetik sesuatu aja...hehehe Iedul Fitri yang baru saja lewat masih terasa olehku. Tawa dan cerita yang lama hanya dibagi lewat layanan video call dan voice call selama pandemic era 2 tahunan. Akhirnya oleh pemerintah RI 01 diperbolehkan untuk merayakan secara offline bersama anggota keluarga. Mudik pun sudah diperbolehkan kembali, libur bersama Iedul Fitri pun sudah ditetapkan kembali mulai dari tgl 28 Mei sd 08 Juni 2022. Happy, pastinya...alhamdulillahirrabbil'alamin... Walaupun liburnya terasa singkat tapi bahagia...dan di libur lebaran tahun 2022 ini juga keponakanku Hanif berkumpul bersama... Aneka makanan dan hidangan lebaran yang penuh cita rasa Indonesia tersedia di rumah para kerabat. Pempek, Bajabuk (abon ikan) dan tumbuk ketan. Salam,

Bukber @Hanamasa, 31 Mei 2017

Ramadhan adalan bulan yang penuh berkah dan pahala. MasyaAllah, luar biasa hadiah dari Allah SWT untuk kita manusia di muka bumi ini yang tak terhingga jumlahnya. Kadang suka malu pada diri sendiri yang hina dan penuh kesilapan ini dengan mudahnya dapat ikut menikmati ciptaan Allah yang Maha Besar dan Maha dahsyat bertaburan dimuka bumi. Allahu Akbar, Allah Maha Besar dengan semua ciptaanNYA. Bulan yang penuh berkah dan limpahan rahmat juga baroqah ini idealnya kita pakai untuk melakukan banyak kegiatan yang bermanfaat untuk diri kita sendiri atau orang lain, saling berbagi, menabur kebaikan dan senyum kepada semua orang hingga memperbanyak ibadah dan introspeksi diri.  Manusia itu tempatnya khilaf, salah dan dosa. Tak ada yang sempurna didalam menjalani kehidupan di dunia ini. Tak ada yang abadi di muka bumi ini. Semua selalu diawali dan diakhiri. Adanya pagi karena ada siang, adanya siang karena ada sore, adanya sore karena ada malam. Ada waktu sahur karena ada waktu ...

Dalgone Coffe Brown Sugar Stay at home versi aku

" Dalgone Coffe Brown Sugar " Stay at Home versi aku... Sejujurnya sudah lama sekali pengen buat minuman ini sejak 3 bulan yang lalu, aku nonton cara pembuatannya di stasiun Televisi Korea...Tapi terkendala gak punya mixer ataupun hand mixer...Gak punya whipping cream ...Akhirnya cari-cari nemu alternatif resep yg gak pakai mixer dan praktis..Langsung deh aku eksekusi aja... Gak pakai Whipping cream, gak pakai mixer...Hanya pakai alat sederhana yg aku punyai...maklum anak kost, mau beli perabotan yg lengkap..Nanti riweh kalo mau pindah"... Bahan Dalgone nya: 2 sdm coffe tanpa ampas merk apasaja yg ada di rumah kalian, kalau bisa ekspresso (jangan coffe instant yang 3 in one ya, gak akan bisa jadi foamnya... Aku pakai 1 sdm coffe ) 2 sdm brown sugar (bisa pakai gula putih kok kalo gak ada brown sugar, aku pakai 1 sdm brown sugar).. 2 - 3 sdm air panas...(aku pakai 1 sdm air panas)... Saringan teh yg kecil sebagai pengaduk untuk buat foamnya... Piring ukuran ...